Sekjen DPR Tutup Seminar Nasional dan Pameran Museum DPR
Sekretaris Jenderal DPR RI Indra Iskandar secara resmi menutup Seminar Nasional dan Pameran Museum, di Gedung Nusantara/Foto:Runi/Iw
Sekretaris Jenderal DPR RI Indra Iskandar secara resmi menutup Seminar Nasional bertajuk “Optimalisasi Peran Museum DPR RI dalam Menyosialisasikan Sejarah dan Kinerja Dewan” dan Pameran Museum bertajuk “DPR Dalam Lintasan Sejarah Bangsa” yang telah digelar di Gedung Nusantara DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin-Selasa (27-28/8/2018).
Indra memberikan apresiasi kepada Pusat Data dan Informasi, khususnya Bidang Arsip dan Museum Sekretariat Jenderal DPR RI yang telah menyelenggarakan acara ini dan mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang terlibat, seperti Asosiasi Museum Indonesia (AMI), AMI DKI Jakarta “Paramitha Jaya”, pengajar FIB UI Heriyati O. Untoro, komunitas - komunitas dan tokoh-tokoh sejarah muda.
“Dengan mereka hadir dan tampil di sini, saya kira itu pertanda baik bahwa masyarakat sangat menghargai kegiatan permuseuman ini sebagai sebuah bentuk kecintaan kita kepada sejarah Indonesia. Sekaligus dukungan nyata dan semangat untuk terus memajukan permuseuman di Indonesia, khususnya Museum DPR RI,” kata Indra dalam sambutannya.
Indra menyadari, jumlah museum di Indonesia sangat banyak, namun peminatnya mulai berkurang. Untuk itu, ia berharap para penikmat, pemerhati, dan pengamat museum dapat gencar mensosialisasikan kepada masyarakat, khususnya generasi muda untuk lebih mengenal museum dan menyaksikan sejarah bangsa. Sehingga akan lebih menghargai perjuangan para pejuang dalam memerdekakan bangsa ini.
“Kalau kita pergi ke suatu tempat di luar Indonesia, misalnya ke New York, katanya belum sah kalo belum lihat museum. Nah, harusnya dengan banyaknya museum-museum yang ada di Indonesia, kita harus menuju suatu cita-cita ke arah sana. Orang luar ke Indonesia, dia merasa belum sah kalau dia belum lihat museum-museum yang ada di Indonesia. Untuk itu kita harus gencar mensosialisasikan,” harap Indra.
Indra melanjutkan, untuk mencapai ke arah sana, ada satu dari berbagai hal krusial yang harus segera dilakukan, yakni menambah dan melengkapi koleksi museum. Sebagai salah satu lembaga yang mempunyai sejarah pada masa orde baru, dokumentasi kinerja Dewan pada masa itu tidak terekam secara lengkap, sehingga perlu dilengkapi dengan melakukan berbagai penelitian dan kerjasama dengan pihak terkait.
Indra berharap Museum DPR RI dapat menjadi wahana pendidikan politik kepada masyarakat. Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu dicermati. Pertama, koleksi benda Museum DPR RI harus ditambah dan telah diperiksa oleh kurator sejarah, untuk memastikan benda tersebut bernilai sejarah. Kedua, Museum DPR RI perlu mengembangkan jaringan dengan pengelola museum di dalam maupun di luar negeri, dalam rangka menelusuri dan mendapatkan benda-benda yang terkait dengan sejarah DPR RI.
Ketiga, Museum DPR RI perlu menyusun berbagai regulasi internal yang bertujuan meningkatkan kualitas tampilan dan layanan museum. Keempat, Museum DPR RI perlu terus meningkakan kualitas SDM pengelola museum daam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
“Kelima, Museum DPR RI perlu lebih meningkatkan metode sosialisasi kepada komunitas-komunitas pecinta museum maupun masyarakat luas, termasuk juga secara aktif membangun komunikasi melalu media sosial Museum DPR RI,” tutup Indra. (apr/sf)